BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Perilaku
manusia merupakan ungkapan atau ekspresi dari ciri yang mewarnai atau melandasi
individu itu berperilaku sehingga perilaku tersebut dapat diobservasi. Namun
tidak semua hal yang psikologis dapat diobservasi. Oleh karena itu dibutuhkan
indikator-indikator yang memberikan tanda tentang derajat perilaku yang diukur.
Agar indikator-indikator tersebut dapat didefinisikan dengan lebih tepat,
dibutuhkan psychological attributes / traits yang disebut konstruk (construct).
Konstruk adalah konsep hipotesis yang digunakan oleh para ahli yang berusaha
membangun teori untuk menjelaskan tingkahlaku.
Indikator dari suatu konstruk psikologis diperoleh melalui
berbagai sumber seperti hasil-hasil penelitian, teori, observasi, wawancara,
elisitasi (terutama untuk konstruk sikap) lalu dinyatakan dalam definisi
operasional.
Kegiatan
pengukuran psikologis sering disebut juga tes. Tes adalah kegiatan mengamati
atau mengumpulkan sampel tingkah laku yang dimiliki individu secara sistematis
dan terstandar. Disebut “sampel tingkah laku”, karena tes hanya mendapatkan
data pada waktu tertentu serta dalam kondisi dan konteks tertentu. Artinya,
pada saat tes berlangsung, diharapkan data yang diperoleh merupakan
representasi dari tingkah laku yang diukur secara keseluruhan. Terdapat
beberapa teknik non testing dalam pengumpulan data tentang perilaku individu
seperti observasi, daftar cek dan daftar cek masalah, interview atau wawancara,
angket dan skala psikologis dan sosiometris.
Dalam
makalah ini penulis akan memaparkan tentang teknik non testing dalam
pengumpulan data yang berupa daftar cek dan daftar cek masalah.
1.2 Rumusan
masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas dapat kita rumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
penggunaan daftar cek untuk mengukur tingkah laku manusia ?
2. Bagaimana
cara menganalisis setiap masalah yang sedang di alami oleh para siswa melalui
DCM ?
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui penggunaan daftar cek untuk mengukur tingkah laku individu
2. Untuk
mengetahui cara menganalisis setiap masalah yang sedang di alami oleh para
siswa melalui DCM ?
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Penggunaan
Daftar Cek Untuk Mengukur Tingkah Laku Manusia
2.1.1
Pengertian
Daftar Cek
Gibson
(1995:265) memandang daftar cek (rating scale) sebagaimana tersirat dari nama
itu, adalah skala untuk mengukur setiap karakteristik atau aktifitas dari
seseorang yang ingin diamati. Aiken (1996:12) memandang daftar cek sebagai
bentuk instrumen psikometrrik yang paling sederhana, yang berisi kata-kata,
kalimat, atau pernyataan-pernyataan yang berisi kegiatan-kegiatan atau
pikiran-pikiran atau kegiatan individu yang sedang menjjadi fokus perhatian
atau sedang diamati.
Dengan daftar cek memungkinkan pengamat
meneliti seseorang secara sistematis dan obyektif dan merekam hasil observasi
tersebut secara cepat. Walaupun skala seperti itu tidak dibatasi untuk mencatat
hasil observasi tetapi skala itulah yang merupakan instrument paling sering
digunakan sebagai alat bantu observasi. Gibson (19955:265) memandang daftar cek
sudah lama digunakan sebagai instrumen observasi oleh para konselor. Daftar cek
secara spesifik terfokus pada karakteristik, meningkatkan obyektifitas
pengukur, dan memberikan komparabilitas sesama pengamat terhadap observasi yang
dilakukan, dan daftar ini lebih mudah digunakan.
2.1.2
Manfaat Daftar Cek
Daftar cek bisa
dimanfaatkan untuk :
1.
Menggambarkan
atau mengevaluasi seseorang, obyek, atau peristiwa tertentu,
2.
Menemukan
faktor-faktor yyang relevan dengan masalah yang sedang menjadi pusat perhatian,
3.
Pencatatan
lebih rinci dan sistematis terhadap faktor-faktor yang sedang diteliti.
Daftar cek juga memiliki beberapa
kelebihan antara lain
1.
Efisien,
karena dengan daftar cek – termasuk di dalamnya DCM – dapat diperoleh banyak
data tentang masalah dan kebutuhan siswa dalam waktu singkat,
2.
Intensif,
karena data problem yang diperoleh melalui DCM lebih teliti, mendalam dan luas,
3.
Valid
dan reliabel, antara lain karena individu yang bersangkutan mengecek sendiri
masalah yang sedang ia alami, disamping jjumlah item kemungkinan masalah yang
cukup banyak.
2.1.3
Fungsi
daftar Cek
Sebagai alat bantu observasi, daftar cek
berfungsi sebagai
1.
Alat
pencatat hasil observasi, meski akhir-akhir ini pencatatan juga bisa dilakukan
dengan alat-alat elektronik, tetapi pencatatan dengan memanfaatkan daftar cek
ini masih sangat diperlukan lantaran tidak semua tempat tersedia fasilitas
penunjang penggunaan alat-alat elektronik.
2.
Memudahkan
individu mengemukakan masalah yang pernah dan sedang dialami. Dengan daftar cek
masalah memungkinkan individu mengingat kembali masalah-masalah yang pernah
dialaminya.
3.
Untuk sistematisasi jenis masalah yang ada
pada individu agar memudahkan analisis dan sintesis dengan data yang diperoleh
dengan cara atau alat lain.
4.
Untuk
menyarankan suatu prioritas program pelayanan bimbingan dan konseling sesuai
dengan masalah individu maupun kelompok saat itu.
Daftar cek juga bisa dimanfaatkan alat
pencatat bagi pengamatan terhadap diri sendiri. Dalam penggunaan seperti ini,
daftar cek berfungsi sebagai teknik melaporkan diri sendiri atau lazim dikenal
dengan istilah “ inventori ”. Daftar berfungsi pula sabagai alat untuk menilai
diri sendiri. Individu berperan sebagai pemotret
dan sekaligus objek yang dipotret.
Disamping itu juga bermanfaat untuk melengkapi data yang sudah ada, dan
mengenal individu yang perlu segera mendapat layanan bimbingan.
2.1.4
Ciri
– ciri Daftar Cek Yang Baik
Menurut
Anwar dalam bukunya Pemahaman Individu ( 2012:137 ) ada beberapa ciri daftar
cek yang baik sehingga memungkinkan daftar cek dapat difungsikan sebagai alat
pencatat yang baik atas hasil observasi dan sekaligus sebagai alat pengumpul
data. Cirri – cirri daftar cek yang baik adalah
a.
Sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan
b.
Direncanakan
secara sistematis
c.
Berupa
format yang baik dan praktis
d.
Hasil
pengecekan diolah sesuai tujuan
e.
Dapat
diperiksa validitas, reliabilitas, dan ketelitian dan bersifat kuantitatif
Bertolak
dari penggunaanya, terdapat beberapa macam daftar cek yang lazim digunakan
yaitu (1) daftar cek peroragan, (2) daftar cek kelompok, (3) daftar cek dalam
skala penilaian, (4) daftar cek masalah. Aiken (1996: 211) menunjukkan pula
dalam kaitannya dengan instrument kepribadian, ada pula daftar cek yang
terstandar dan tidak standar. Di bawah ini di sajikan beberapa contoh empat
macam daftar cek yang pertama, yaitu :
1.
Daftar
Cek Perorangan
Daftar
cek peroraga adalah daftar cek yang digunakan sebagai alat bantu ketika mengobservasi
seseorang. Bentuk daftar cek perorangan adalah sebagai berikut:
N a m a : …………………
(plus identitas yang lain yang dipadang perlu)
|
||
No
|
Aspek/ kegiatan
|
cek
|
1.
|
Datang sekolah denga tepat waktu
|
√
|
2.
|
Mandiri
|
√
|
3.
|
Kerja sama dengan teman
|
√
|
4.
|
Tanggung jawab
|
-
|
5.
|
Dan lain sebagainya
|
2.
Daftar
Cek Kelompok
Jika
daftar cek itu digunakan sebagai alat bantu observasi, individu dalam jumlah
banyak (kelompok) maka bentuknya bisa di kecbangkan berikut :
No
|
Nama
|
Aspek
|
|||||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
dst
|
||
01
|
|||||||||
02
|
|||||||||
03
|
|||||||||
04
|
|||||||||
05
|
|||||||||
06
|
|||||||||
07
|
Keterangan
:
Tujuan
observasi : (misal) ingin mengetahui bagaimana perhatian siswa kelas X terhadap
pelajaran Y
Kode
aspek yang di obervasi :
A : selalu mengikuti pelajaran
sesuai jadwal yang di tetapkan.
B : perhatian ketika guru
menjelaskan di depan kelas.
C : bertanya kepada guru ketika ada
hal-hal yang kurang di pahami.
D : bertanya kepada teman yang di
pandang lebih memahami.
E : rajin mencari bahan- bahan
pengayaan.
F : rajin mencoba soal- soal atau
latihan.
G : memiliki peralatan belajar
dengan lengkap.
Dan
seterusnya
3.
Daftar
Cek Dalam Skala Penelitian
Daftar
cek juga mungkin digunakan dalam skala penilaian terhadap diri sendiri atau
orang lain, benntuk ini juga sering digunakan sebagai instrument skala
psikologis.
2.2
Daftar Cek Masalah (DCM)
2.2.1 Pengertian dan kegunaan Daftar Cek Masalah (DCM)
Daftar cek masalah
adalah daftar yang berisi sejumlah kemungkinan masalah yang pernah atau sedang
di hadapi oleh individu atau sekelompok individu yang menyangkut keadaan
pribadi individu seperti sikap, minat, kondisi jasmaniah, hubungan sosial
kejiwaan, kondisi rumah serta keluarga, dll. Masalah siswa
merupakan suatu hal yang penting diketahui oleh konselor, sebab
masalah inilah yang mungkin menjadi sebab-sebab terjadi hal-hal yang tidak kita
inginkan. Dan masalah merupakan starting point di dalam kita memberikan
layanan bimbingan konseling. Pada prinsipnya masalah yang menimpa diri individu
harus segera dipecahkan (diatasi) agar tidak mengganggu kehidupan individu yang
bersangkutan, dan mungkin pula individu-individu lainnya..
Daftar cek yang digunakan untuk megungkapkan masalah lazim dikenal dega sebutan
“daftar cek masalah” (DCM). Penggunaan Daftar Cek Masalah (DCM)
dilakukan atas dasar pertimbangan efisien, intensif, validitas dan reliabilitas
(Sutoyo & Supriyo, 2008).
1.
Efisien, DCM dikatakan efisien, karena dengan DCM dapat
diperoleh banyak data tentang masalah dan kebutuhan siswa dalam waktu singkat
2.
Intensif, karena data yang diperoleh
melali DCM lebih teliti, mendalam dan luas. Data semacam ini sulit diperoleh
melalui teknik lain seperti observasi, otobiografi, wawancara, sosiometri dan
sebagainya
3.
Validitas dan reliabilitas. DCM dikatakan valid dan reliabel, antara lain karena individu yang
bersangkutan mengecek sendiri masalah yang telah atau sedang dialami,
di samping daftar jumlah item kemungkinan masalah yang tersedia cukup banyak,
sehingga individu dapat mencermati dan memilih masalah yang sesuai dengan
dirinya.
2.2.2 Tujuan,
Fungsi dan Kegunaan DCM
a. Tujuan DCM
Tujuan
DCM yaitu
untuk merangsang atau memancing pengutaraan masalah yang pernah atau sedang
dialami oleh seseorang.
b. Fungsi DCM
Sebagai salah satu cara untuk
memahami individu dalam pelayanan bimbingan dan konseling, DCM mempunyai fungsi
sebagai berikut:
1) Untuk memudahkan individu mengemukakan masalah yang pernah dan sedang
dialami. Dengan DCM memungkinkan individu mengingat kembali masalah-masalah
yang pernah dialaminya.
2) Untuk mensistematisasi jenis masalah yang ada pada individu agar
memudahkan analisis dan sintesis dengan cara/alat lain.
3) Untuk menyarankan suatu prioritas program pelayanan bimbingan dan
konseling sesuai dengan masalah individu atau kelompok pada saat itu.
c. Kegunaan DCM
Ada beberapa manfaat yang dapat
diperoleh dengan menggunakan DCM, yaitu:
1) Untuk
melengkapi data individu yang sudah ada
2) Untuk mengenal individu yang perlu segera mendapat bimbingan khusus
3) Sebagai pedoman penyusunan program bimbingan klasikal dan bimbingan
kelompok pada umumnya
4) Untuk mendalami
masalah individu maupun kelompok
Data yang diperoleh dengan DCM :
•Untuk melengkapi data
yang sudah ada.
•Untuk mengenal
individu.
•Sebagai pedoman penyusunan program bimbingan
klasikal dan /kelompok.
•Pengembangan BAHAN dan MEDIA Bimbingan dan
Konseling
•Untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam.
Isi Daftar Cek Masalah
Daftar Cek Masalah berisi:
a. Ruangan tempat identitas siswa yang mengerjakan DCM
b. Topik
c. Instruksi atau petunjuk cara mengerjakan
d. Topik-topik masalah dan butir-butirnya. Topik ini
berdasarkan pengolahan tertentu tentang masalah. 11 Topik Permasalahan dan
butir-butirnya
–Kesehatan
–Keuangan
–Pergaulan / Sosial
–Agama / Kepercayaan
–Pekerjaan / Jabatan
–Keluarga
–Kepribadian (Emosional)
–Kemampuan / Bakat
–Belajar
–Rekreasi / Penggunaan
Waktu Luang
–Asmara / Percintaan
2.2.3 Petunjuk
Pengadministrasian DCM
Agar hasil kegiatan ini valid dan reliabel perlu diberikan petunjuk
pelaksanaan dan cara mengerjakan DCM. Petunjuk yang harus diperhatikan itu
meliputi petunjuk bagi instruktur dan petunjuk bagi siswa.
a.
Petunjuk bagi instruktur
Keterampilan konselor melaksanakan DCM ini mencakup: (1) Persiapan, yaitu
sebelum melaksanakan, dan (2) Pelaksanaan, yaitu menjelang dan pada waktu
mengerjakan.
1) Hal-hal penting dalam persiapan adalah:
a)
Menyiapkan bahan (buku DCM) sesuai dengan jumlah siswa
b)
Menguasai petunjuk cara mengerjakan DCM
2) Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan meliputi
berbagai kegiatan, antara lain:
a) Mengontrol situasi ruangan, siswa harus duduk tenang, menghindari suara
yang mengganggu, menyingkirkan benda-benda yang tidak perlu agar tidak
mengganggu pelaksanaan
b) Konselor menerangkan maksud menggunakan DCM itu, untuk menumbuhkan
kepercayaan, dan motivasi pada siswa
c) Menyuruh siswa mempersiapkan alat tulis
d) Membagikan lembar DCM
e) Menginstruksikan kepada siswa untuk menulis identitas dan tanggal
pelaksanaan DCM
f)
Membagikan buku DCM, setiap siswa satu buku
g) Membacakan petunjuk cara mengerjakan DCM, sementara siswa memperhatikan
sambil membaca dalam hati petunjuk tersebut
h) Memberi contoh (misal dengan menulis di papan tulis atau di layar LCD)
cara mengerjakan DCM, yaitu memberi tanda cek (√) pada nomor di lembar jawaban
yang item nomor tersebut menjadi masalah bagi dirinya
i)
Memberi instruksi mengerjakan DCM, mengingatkan agar para siswa
mengerjakan dengan tenang, teliti dan memberitahukan waktu yang disediakan cukup
lama (+ 40 menit)
j)
Mengontrol apakah siswa telah mengerjakan DCM dengan benar
k) Mengumpulkan pekerjaan siswa
b.
Petunjuk bagi siswa
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh siswa, yaitu:
1) Siswa harus mempunyai minat dan kemauan untuk mengutarakan masalah yang
sebenarnya
2) Siswa harus menyadari bahwa jika ia mengerjakan secara asal-asalan
ataupun tidak serius, hanya akan merugikan dirinya sendiri
3) Siswa harus menulis identitasnya sendiri
4) Siswa harus mematuhi tata cara mengerjakan DCM.
2.2.3 Analisis DCM
Setelah semua pekerjaan siswa dikumpulkan, tugas konselor selanjutnya
adalah menganalisis pekerjaan itu. Analisis tersebut meliputi analisis
individual dan analisis kelompok.
·
Analisis Individual
Langkah-langkah
dalam menganalisis secara individual (per-siswa) ialah:
1) Menjumlahkan butir (item) yang
menjadi masalah individu pada tiap-tiap topik masalah.
2) Mencari persentase per-topik
masalah, dengan cara mencari rasio antara jumlah butir yang menjadi masalah dengan
jumlah butir topik masalah.
Dengan
rumus :
nM/n
X 100%
nM
: Jumlah item yang menjadi masalah pada satu topik masalah
n
: Jumlah item pada topik masalah
3)
Mencari jenjang (ranking) masalah, dengan cara mengurutkan % topik
masalah dari yang terbesar sampai terkecil.
4)
Mengkonversikan % masalah ke dalam stan-ten scale dan predikat
nilai A, B, C, D, dan E. Konversi tersebut adalah sebagai berikut:
0%
|
=
|
10
|
=
|
A (Baik Sekali)
|
1% - 10%
|
=
|
8
|
=
|
B (Baik)
|
11% - 25%
|
=
|
6
|
=
|
C (Sedang)
|
26% - 50%
|
=
|
4
|
=
|
D (Kurang)
|
51% -100%
|
=
|
2
|
=
|
E (Kurang Sekali)
|
Contoh :
Agung mencek 5 butir masalah kesehatan, sedangkan
jumlah semua butir topik kesehatan ada 25. Maka persentase masalah kesehatan
Agung adalah:
nM/n X 100% = 5/25 X 100% = 20%
•Jadi predikat hubungan kesehatan Agung adalah
: C (cukup bermasalah)
·
Analisis Kelompok
Langkah-langkah menganalisis DCM
secara kelompok meliputi analisis per-butir dan analisis per-topik masalah.
-
Analisis per-butir masalah
Analisis ini bertujuan untuk
mengetahui butir masalah apa yang pada umumnya dihadapi oleh para siswa.
Langkah-langkah analisisnya adalah:
a) Menjumlahkan banyaknya siswa yang
mempunyai butir masalah yang sama untuk tiap butir.
b) Mencari persentase masalah dengan
cara mencari rasio antara banyaknya siswa yang bermasalah untuk butir tertentu
dengan jumlah siswa. Rumusnya:
Mm : Banyaknya responden/ siswa yang bermasalah untuk item tertentu
M : Banyaknya responden/ siswa yang mengerjakan DCM
Contoh :
30 orang responden/ siswa bermasalah untuk item nomor 65. Responden/
siswa peserta berjumlah 120 orang.

-
Analisis per-topik masalah
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui topik masalah apa
yang pada mumnya dihadapi oleh para siswa. Langkah-langkah menganalisisnya
adalah:
a.
Harus diketahui jumlah responden/ siswa yang
mengerjakan DCM.
b.
Harus diketahui jumlah item yang menjadi masalah
responden/ siswa.
c.
Harus diketahui jumlah responden/ siswa yang
mempunyai masalah.
d.
Persentase adalah rasio antara jumlah item masalah
dikalikan jumlah responden/ siswa yang bermasalah dengan jumlah item dalam
topik masalah kali jumlah responden/siswa yang bermasalah dengan jumlah item
dalam topik masalah kali jumlah responden/ siswa. Atau dengan rumus :

Nm : Jumlah item masalah
Mn : Jumlah responden yang mempunyai masalah
N : Jumlah item dalam topik masalah
M : Jumlah responden (peserta)
Contoh
•Jumlah item dalam
topik masalah III : 30
•Item yang merupakan
masalah : 25
•Jumlah peserta yang
mempunyai masalah : 90
•Jumlah peserta : 120

Jadi predikat topik
masalah III dalam hubungan kemasalahan: E. Berarti topik masalah III ini
merupakan masalah peserta yang sangat serius.

BAB
3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk
mengetahui atau mengukur tingakah laku manusia dapat menggunakan beberapa
tektik non testing dalam pengumpulan data, salah satu nya adalah daftar cek. Daftar
cek adalah skala untuk mengukur setiap karakteristik atau aktifitas dari
seseorang yang ingin diamati. Untuk dapat menggunakan daftar cek dengat baik
maka sebelumnya kita harus memahami fungsi, ciri-ciri dan macam-macam
penggunaan daftar cek.
Daftar cek yang
digunakan untuk megungkapkan masalah lazim dikenal dengan sebutan “daftar cek
masalah” (DCM). Setelah sudah melakukan pengumpulan data, tugas konselor
selanjutnya adalah menganalisis pekerjaan itu. Analisis ini dapat meliputi
analisis individual dan kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sutoyo Anwar.2012.Pemahaman
Individu.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
2.
Erikson, Damanik. 2013.
Pengertian Daftar Cek Masalah ( DCM ) di akses di laman http://eriksondamanik.blogspot./2013/pengertian-daftar-cek-masalah-html
Jika ingin mengunduh , silahkan klik disni
0 komentar:
Posting Komentar