DEFINISI
KONSELING
Secara Etimologi Konseling
berasal dari bahasa Latin “consilium“artinya“dengan” atau bersama” yang
dirangkai dengan “menerima atau “memahami” sedangkan dalam bahasa Angglo Saxon
istilah konseling berasal dari “Sellan” yang berarti menyerahkan atau
menyampaikan. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, konseling berarti pemberian
bimbingan oleh orang yang ahli kepada seseorang.
A.
Kelompok I, berdasarkan proses pemberian
bantuan
1.
Konseling menurut Awalya (2013:4) yaitu
proses melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dengan jalan mengadakan
komunikasi langsung dengan tujuan untuk terjadi perubahan pada tingkah laku
konseli.
Kata kunci : proses
secara sistematis, melibatkan dua pihak, tujuan untuk mengubah tingkah laku
konseli.
Analisis
:Konseling diartikan sebagai suatu proses interaksi dua orang yaitu konseli dan
konselor yang dilakukan secara langsung, dalam hal ini berarti secara tatap
muka. Tujuan yang ingin dicapai dari proses ini adalah adanya perubahan tingkah
laku konseli ke arah yang lebih baik supaya tercapai optimalisasi diri.
2.
Konseling adalah proses
pemberian informasi objektif dan lengkap, dengan panduan keterampilan
interpersonal, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat
ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau upaya untuk
mengatasi masalah tersebut (Sulastri, 2009:4).
Kata kunci
: proses pemberian informasi, bertujuan untuk mengenali kondisi tentang masalah
dan menentukan jalan keluar agar konseli dapat mandiri melalui panduan keterampilan
interpersonal.
Analisis :
Konseling diartikan sebagai suatu proses pemberian informasi secara objektif
dan lengkap dengan panduan interpersonal yang di arahkan oleh konselor.
Tujuannya adalah agar konseli dapat memahami masalah yang dihadapi saat ini
sehingga ia dapat menentukan jalan keluar dari setiap masalahnya dengan
mandiri. Jadi, point yang lebih ditekankan dalam definisi ini adalah untuk
mencapai kemandirian KES (kehidupan efektif sehari-hari)
3.
Konseling merupakan suatu proses untuk
membantu individu mengatasi hambatan – hambatan perkembangan dirinya dan untuk mencapai perkembangan yang
optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi
setiap waktu. (Division of Conseling Psychologi).
Kata kunci: proses membantu individu, dilakukan oleh
dua pihak yaitu konselor dan konseli, bertujuan untuk mencapai perkembangan
optimal
Analisis : Konseling sebagai suatu proses pemberian
bantuan secara kontinyu atau berkelanjutan yang dilakukan oleh seornag konselor
kepada konseli. Tujuan yang ingin dicapai adalah mengatasi hambatan yang
dialami konseli dalam mencapai perkembangan optimalnya.
4.
Konseling menurut Prayitno (2004:105)
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh
seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu
masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi
klien.
Kata
kunci : proses sistematis melalui wawancara, bantuan non materiil, bertujuan
untuk mengatasi masalah, normarif
Analisis : Konseling sebagai proses pemberian
bantuan dari konselor kepada konseli melalui wawancara dengan face to face
relationship. Tujuannya adalah untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh
konseli sehingga konseli dapat mencapai optimalisasi diri.
5.
C. Patterson (1959) mengemukakan bahwa
konseling adalah proses yang melibatkan hubungan antar pribadi antara seorang
terapis dengan satu atau lebih konseli dimana terapis menggunakan metode-metode
psikologis atas dasar pengetahuan sistematik tentang kepribadian manusia dalam
upaya meningkatkan kesehatan tentang kepribadian manusia dalam upaya
meningkatkan kesehatan mental konseli.
Kata
kunci : proses secara sistematis, melibatkan konselor dan konseli, menggunakan
metode-metode pikologis, bertujuan untuk meningkatkan kesehatan mental
Analisis
: Berbeda dengan pengertian-pengertian sebelumya, konseling diartikan sebagai
suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada konseli secara tatap muka
yang dilakukan dengan mengunakan metode-metode psikologis. Tujuan yang ingin
dicapai dalam konseling ini adalah kesehatan mental yang baik dari konseli
.
6.
Konseling merupakan suatu proses dimana
konselor membantu konseli membuat interprestasi – interprestasi tentang fakta –
fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana atau penyesuaian – penyesuaian
yang perlu dibuat. (Smith, dalam Shertzer & Stone,1974).
Kata kunci : proses kontinyu, bantuan non materiil
berupa pembuatan interprestasi yang berhubungan dengan pilihan, rencana dan
penyesuaian.
Analisis
: Konseling sebagai proses pemberian bantuan dengan membuat
interprestasi-interprestasi tentang fakta yang berhubungan dengan pilihan,
rencana, penyesuaian konseli. Konseling mengarah pada tujuan yang ingin dicapai
oleh konseli seperti untuk melanjutkan sekolah, pekerjaan dan karier.
7.
Menurut Walgito (2010:8) konseling
merupakan bantuan yang diberikan kepada individu untuk memecahkan masalah
kehidupannya dengan cara wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan
yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraaan hidupnya.
Kata kunci :Bantuan non
materiil, tujuan untuk memecahkan masalah dan mencapai kesejahteraan
hidup, dilakukan melalui wawancara
Analisis : Konseling
diartikan sebagai pemberian bantuan yang dilakukan seorang konselor pada
konseli melalui wawancara atau dengan cara fleksibel, sesuai dengan keadaan
atau masalah yang dihadapinya. Tujuan dari konseling ini adalah untuk
memecahkan masalah konseli sehingga tercapai kesejahteraan hidupnya.
8.
Mortensen (dalam Jones, 1987) memberikan
pengertian konseling sebagai berikut: Counseling
may, therefore, be defined as apesonto person process in which one person is
helped by another to increase inunderstanding and ability to meet his problems”.
Konseling dapat didefinisikan sebagai suatu proses hubungan seseorang dengan
seseorang dimana yang seorang dibantu oleh yang lainya untuk menemukan
masalahnya.
Kata
kunci :proses secara sistematis dan kontinyu, bertujuan untuk menemukan
masalahnya.
Analisis
: Konseling sebagai suatu proses
bantuan untuk menemukan dan memecahkan masalah untuk mencapai optimalisai diri
melalui penggalian potensi dan kemampuan yang dimiliki seorang konseli dengan
bantuan konselor.
B.
Kelompok II, berdasarkan cara penyelesaian
:
9.
Cavanagh (1982: 1-2) menyatakan bahwa
konseling merupakan suatu hubungan antara pemberi bantuan yang terlatih dengan
seseorang yang mencari bantuan, dimana keterampiln pemberi bantuan dan
membangun suasana yang di buatnya membantu orang lain belajar untuk berhubungan
dengan dirinya sendiri dan orang lain dalam cara-cara yang lebih tumbuh dan
produktif.
Kata kunci : Suatu
pemberian bantuan terlatih, dilakukan oleh dua pihak yaitu konselor dan
konseli, bertujuan untuk membangun suasana belajar melalui cara tumbuh dan
produktif.
Analisis : Konseling
diartikan sebagai hubungan yang terjadi antara pemberi bantuan yang terlatih
(konselor) dengan seseorang yang mencari bantuan (konseli) dengan menggunakan
keterampilan dari konselor. Tujuannya adalah untuk membangun suasana agar
konseli dapat belajar berhubungan atau berinteraksi dengan diri sendiri maupun
orang lain yang bersifat normatif. Konseli juga diajak agar dirinya lebih
produktif dalam mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimiliki.
10. Menurut
Parmin (2014:6) konseling adalah Suatu
bantuan yang diberikan oleh seorang Konselor yang terlatih pada individu (bisa
1 orang atau lebih) yang mengalami
masalah (klien), secara tatap muka, yang bertujuan agar individu tersebut dapat
mengambil keputusan secara mandiri atas permasalahan yang dihadapinya baik
masalah psikologis, social, dan lain-lain dengan harapan dapat memecahkan
masalahnya, memahami dirinya, mengarahkan dirinya sesuai dengan kemampuan dan
potensinya sehingga mencapai penyesuaian diri dengan lingkungannya.
Kata kunci :
bantuan non materiil, dilakukan oleh dua pihak, yaitu konseli dan konselor,
tujuan agar konseli dapat mengambil keputusan secara mandiri.
Analisis :Konseling merupakan suatu bantuan dari
konselor kepada konseli yang dilakukan secara tatap muka, tujuan dari tatap
muka sendiri adalah agar konselor dapat memahami setiap perubahan tongkah laku
yang dilakukan konseli. Tujuan yang ingin dicapai dari konseli ini adalah agar
konseli mampu mengarahkan diri sesuai potemsi dan kemampuan untuk tercapainya
penyesuaian diri.
11.
Winkel (2005:34) mendefinisikan
konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha
membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat
mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah
khusus.
Kata
kunci : rangkaian kegiatan pokok dari bimbingan, dilakukan secara tatp muka,
bertujuan agar dapat mengambil tanggung jwab sendiri.
Analisis
: Konseling sebagai rangkaian kegiatan yang paling pokok atau utama dari suatu
bmbingan yang dilakukan secara tatap muka. Tujuan yang ingin dicapai adalah
untuk menyelesaikan masalah konseli secara mandiri dan dapat bertanggung jawab
pada masalah dan peroalan yang dihadapi konseli.
12.
Jones (dalam Prayitno, 2004) mengartikan
konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman
siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang
bersangkutan, dimana ia dapat bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan
masalah itu.
Kata
kunci : kegiatan atau proses kontinyu, bertujuan agar konseli mandiri dengan
masalah yang dihadapinya
Analisis : Konseling sebagai suatu kegiatan
mengumpulkan mfakta dan pengalaman yang dialmi oleh konseli, agar seorang
konseli mampu menyelesaikan masalahnya secara mandiri, namun masih dalam
pengawasan atau dengan bantuan konselor.
13.
Suatu pertemuan langsung dengan individu
yang ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan
dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan lingkungan. (Mc. Daniel
dalam Prayitno, 2004).
Kata
kunci: pertemuan langsung/tatap muka, bertujuan agar konseli dapat mencapai KES
Analisis : Konseling bertujuan untuk penyesuaian
diri bagi konseli dengan diri sendiri maupun lingkungannya sehingga tercapai
KES (kehidupan efektif sehari-hqri) untuk
menunjang segala aktivitaas konseli . Konseling dilakukan secara langsung guna
mengetahui perubahan perilaku yang dilakukan konseli.
14.
Definisi Konseling Menurut James (dalam
Badadudin), Konseling merupakan suatu pertalian timbal balik antara 2 orang
individu dimana yang seorang (counselor) membantu yang lain (conselee) supaya
ia dapat memahami dirinya dalam hubungan dengan masalah-masalah hidup yang
dihadapinya waktu itu dan waktu yang akan datang.
Kata
kunci : adanya hubungan timbal balik, dilakukan oleh dua pihak, bertujuan agar
konseli mampu memahami diri sendiri agar tercapai KES
Analisis : Konseling yang dilakukan oleh konselor
kepada konseli menyebabkan adanya
hubungan timbal balik antara konselor dan konseli dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah dalam waktu sekarang dan yang akan datang. Jadi konseli
dapat belajar dari pengalaman dari masalah sebelunmya.
C.
Kelompok II, berdasarkan teknik
penyelesaian :
15.
Talbert (dalam Prayitno, 2004)
mengungkapkan pengertian konseling sebagai hubungan pribadi yang dilakukan
secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu
dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi
belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya
sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan
menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun
masyarakat.
Kata
kunci : dilakukan secara tatap muka, melibatkan dua pihak yaitu konseli dan
konselor, bertujuan untuk mencapai kesejahteran hidup.
Analisis : Konseling sebagai hubungan secara
pribadi, dilakukan dari hati ke hati yang dilakukan oleh ahli atau profesional
dimana konseli diarahkan untuk dapat menggunkan potensinya secara maksimal
untuk menyelesaikan masalah dan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya
sehingga tercapai kesejahteraan hidupnya.
16.
Konseling meliputi pemahaman dan
hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan – kebutuhan, motivasi dan
potensi – potensi yang unik dari individu dan membantu individu yang
bersangkutan untuk mengapresiasikan ketiga hal tersebut. (Berdnard &
Fullmer, 1969)
Kata
kunci : melibatkan dua pihak yaitu konseli dan konselor, bertujuan untuk
mengungkapkan kebutuhan motivasi dan potensi unik dari individu..
Analisis
: Konseling menjadi sarana membantu individu untuk meningkatkan kemampuan dan
potensi unik dari setiap konseli. Definisi ini meyakini bahwa setiap individu
mempunyai ciri khas atau karakteristik masing-masing. Dalam definisi ini
mengungkapkan bahwa apabila tujuan dari konseling telah terpenuhi maka tidak
ada lagi konseling berikutnya.
17. Edwin C. Lewis (1970) mengemukakan bahwa konseling
adalah suatu proses dimana orang bermasalah (konseli) dibantu secara pribadi
untuk merasa dan berperilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi dengan
seseorang yang tidak terlibat (konselor) yang menyediakan informasi dan
reaksi-reaksi yang merangsang konseli untuk mengembangkan perilaku-perilaku
yang memungkinkan berhubungan secara lebih efektif dengan dirinya dan
lingkungannya. Definisi ini juga melihat konseling sebagai suatu proses yang
melibatkan interaksi antara konselor dan konseli dalam suatu upaya bersama agar
lebih efektif dalam berhubungan dengna dirinya dan lingkungannya
Kata kunci :
proses secara sistematis, melibatkan dua pihak yaitu konseli dan konselor,
bantuan berupa penyediaan informasi dan reaksi untuk mencapai KES.
Analisis :
Konseling sebagai proses pemberian bantuan dari konselor kepada konseli untuk
mengembangkan perilaku secara efektif dan konseli mempunyai suatu perencanaan
dalam hidupnya, sehingga akan tercapai suatu KES.
18.
Rogers (dalam Kusmintardjo, 1992)
memberikan pengertian konseling sebagai berikut: Counseling is a series of direct contats with theindividual which aims
to offer him assistance in changing his attitude andbehavior. Konseling
adalah serangkaian kontak atau hubungan bantuan langsung dengan individu dengan
tujuan memberikan bantuan kepadanya dalam merubah sikap dan tingkah lakunya).
Kata
kunci : rangkaian hubungan secara sistematis dan kontinyu, bertujuan untuk
menrubah sikap dan perilaku konseli.
Analisis : Konseling sebagai hubungan bantuan yang
dilakukan oleh konselor kepada konseli yang bertujuan merubah tingkah laku
individu agar dapat mencapai aktualisasi diri yang baik.
19.
Wrenn ( dalam walgito 1951:60)
mengemukakan bahwa “counseling is personal and dynamic relationship between two
people who approach a muttually defined problem with mutual consideration for
each other to the end that the younger, or less mature, or more troubled of the
two is aided to a self determined resolution of his problem”.
Kata kunci : Dilakukan
oleh dua pihak, bertujuan untuk memecahkan permasalahan hidup.
Analisis : Konseling
diartikan sebagai proses pemberian bantuan
dari konselor kepada konseli. Bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi oleh konseli secara mandiri
Kesimpulannya yaitu konseling merupakan
proses pemberian bantuan secara langsung menggunakan metode –metode tertentu
yang bertujuan agar konseli mampu memecahkan masalah, melakukan penyesuaian
diri dengan baik dan mampu mengembanngkan potensi yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno. 2004. Dasar-Dasar
Bimbingan dan konseling. (Jakarta: Rineka Cipta).
Badarudin.
2011. Bimbingan Konseling di Sekolah. Pengertian
Konseling. (Purwokerto: UMP) hlm 6-10.
Awalya.
2013. Bimbingan dan Konseling.
(Semarang: UNNES PRESS).
Walgito,
Bimo. 2010. Bimbingan+Konseling Studi
ddan Karier. (Yogyakarta: Penerbit Andi).
Winkel, W.S,.2005. Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan. (Jakarta:
Gramedia).
Jones,
A. J. 1951. Principles of Guidance and
Pupil Personnel Work. (New York: McGraw-I lilll Book Company).
Jika ingin mengunduh , silahkan klik disni
0 komentar:
Posting Komentar